Peternakan Kambing Etawa yang terintegrasi dengan pertanian
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
merupakan kambing keturunan dari kambing asli India (Jamnapari) dengan kambing
lokal Indonesia. Kambing PE merupakan jenis kambing dual purpose, yaitu dapat
sebagai pedaging dan sebagai kambing perah. Kambing perah memang masih cukup
asing bagi sebagian masyarakat. Susu yang dihasilkan kambing PE masih jarang
ditemukan secara umum seperti halnya susu sapi, karena didistribusikan dalam
jumlah terbatas dan kebutuhan khusus. Dari hasil beberapa riset mengenai susu
kambing PE khasiatnya cukup banyak seperti meningkatkan kesehatan tubuh,
membantu dan mengatasi sejumlah penyakit, serta untuk keperluan kosmetika. Lihat contoh www.Tawamilk.com
Kandungan susu kambing PE cukup baik karena memiliki
kandungan protein 4,3% dan lemak 2,8%, relatif lebih baik dibandingkan susu
sapi dengan protein 3,8% dan lemak 5,0%. Disamping itu, susu kambing lebih
mudah dicerna, karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara
alamiah sudah berada dalam keadaan homogen.
Jumlah anak per kelahiran (litter size) kambing jenis PE bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor
dengan tingkat produksi susu yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial dan tidak mengganggu
proses reproduksinya. Biaya investasi
usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh lebih mudah
dibanding sapi.
”Gembala Etawa Farm” berada
di desa Kadusirung di daerah dengan penduduk yang rata-rata bermata pencaharian
petani , tiap tahunnya kegiatan pertanian yang dilakukan adalah tanaman padi,
kacang-kacangan dan palawija sehingga sangat mendukung untuk
melakukan pemeliharaan ternak. Karena dari limbah hasil pertanian tersebut dapat digunakan
sebagai sumber pakan ternak. Disamping itu juga masih banyak lahan terbuka yang masih belum terpakai sehingga bisa ditanami hijauan makanan ternak (HMT) seperti Gamal/Glereside, Indigofera, Kaliandra dan rumput Odot.
PELUANG PEMASARAN
Peluang pasar dan pemasaran menjadi
suatu hal yang sangat vital bagi kelangsungan suatu usaha. Usaha yang sehat
adalah usaha yang dapat membidik secara tepat, benar, dan cerdas tentang semua
aspek produksi dan pemasaran. Aspek pemasaran tentu saja tidak cukup hanya
dengan mengandalkan intuisi dan keberanian pengusaha atau peternak. Lebih dari
itu, pengusaha atau peternak sebagai produsen dan pemasar harus selalu siap
dengan program integrasi secara terencana dan bertahap.
Susu
kambing lebih dikenal sebagai penawar penyakit tertentu disamping sebagai
sumber gizi. Konsumen beranggapan bahwa susu kambing bermanfaat sebagai penawar
gatrointestinal, penyakit pernafasan (asma, TBC, bronkhitis) sebagai aprodisiak
dan untuk menjaga kondisi kesehatan. Dari uji organoleptik menunjukkan bahwa
susu kambing cukup digemari seperti layaknya susu sapi. Konsumsi susu kambing terus meningkat dari tahun ketahun.
Laju peningkatan populasi yang tidak seimbang dengan laju permintaan kambing
tersbut akan menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan produksi
tersebut.
Jaringan pemasaran (marketing network) telah dirintis
dengan pemasaran secara langsung kepada konsumen dan dengan memanfaatkan
teknologi informasi yang ada seperti internet dan komunikasi per telepon. “Gembala Etawa Farm” juga
tergabung dalam grup jejaring sosial Facebook “Peternak Kambing
Indonesia”, Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia dan Asosiasi Peternak
Kambing Perah Indonesia (ASPEKPIN) di mana di dalamnya tergabung
peternak dan pengusaha ternak kambing PE dari seluruh Indonesia. www.Gembalafarm.com
POTENSI SUMBER DAYA
Sumber
daya alam lingkungan desa Kebandungan juga mendukung untuk kegiatan
pemeliharaan ternak kambing karena sumber air baik dari sumur air tanah maupun
air sungai tersedia setiap tahun. Lahan yang digunakan untuk perkandangan
memiliki luas 20.400 m2 dengan luas
kandang utama (komunal) yang sudah ada
seluas 450 m2.
Lahan perkandangan memiliki kontur
datar dan terletak jauh dari pemukiman tetapi tetap mudah dalam melakukan
pengawasan dan penjagaan. Terdapat banyak tanaman teduhan dan
rumput-rumputan yang dapat digunakan sebagai Hijaun Makanan Ternak (HMT)
seperti: rumput lapangan, lamtoro,
gamal, rumput gajah, dan glirisidae. Daerah ini juga bukan merupakan endemic
penyakit ternak, hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya warga yang
memelihara ternak yang ada di desa Kadusirung
dan sekitarnya.
Kemudahan transportasi dalam desa, antar desa,
dan antar wilayah sudah cukup baik karena terdapat jalan kabupaten, jalan
kecamatan dan jalan desa yang relatif telah mengalami pengaspalan, pengecoran dan
perataan jalan. Akses jalan masuk adalah jalan kabupaten dengan lebar 6-8 meter
dengan jalan desa yang telah diaspal dengan baik. Akses jalan dari Jalan
nasional BSD City adalah 5 km ke arah selatan.
Dari uraian di atas dapat dilihat faktor penunjang
pengembangan peternakan kambing PE pada “GEMBALA
Etawa” antara lain:
1. Lahan
yang tersedia untuk pengembangan HMT cukup tersedia
2.
Sarana dan
prasarana transportasi cukup tersedia
3. Adanya tenaga kesehatan ternak yang cukup memadai
4. Prospek pemasaran antar kabupaten/kota hingga antar
propinsi.
Program ini adalah pengembangan usaha peternakan kambing PE dengan menggunakan teknologi tepat guna (TTG) dalam
pengembangannya. Teknologi peternakan digunakan untuk meningkatkan efisiensi
dan kualitas produk yang dihasilkan, termasuk didalamnya teknologi pakan,
teknologi perkandangan, teknologi reproduksi, teknologi pengolahan limbah, dan
teknologi untuk pemasaran.
Teknologi tepat guna yang
akan di aplikasikan pada pengelolaan pembibitan ternak kambing etawa di GEMBALA
Etawa Farm” adalah:
- Penataan kandang dengan teknologi kemiringan dan pemisahan limbah padat dan cair sehingga efisiensi tenaga kerja dan biaya dapat tercapai.
- Penyerentakan berahi atau gertak berahi untuk menyeragamkan waktu berahi sehingga dapat dikawinkan pada saat bersamaan. Penyerentakan berahi menggunakan spons vagina (spons progesteron) atau gertak berahi menggunakan PGFs Alfa.
- Inseminasi Buatan (IB) dengan semen beku pejantan BIB di Indonesia.
- Pemberian pakan dengan pakan konsentrat dan limbah tempe sehingga tidak terlalu bergantung pada ketersedian pakan hijauan dari alam.
- Pemerahan dan pengemasan susu yang lebih higienis dan sehat dengan teknologi pasteurisasi dan sealing listrik (cup/plastik)
- Pengolahan limbah ternak (padat/cair) menggunakan teknologi fermentasi dan pengendapan sehingga diperoleh pupuk berkualitas baik.
- Pemasaran produk (susu, anakan, afkiran, pupuk kandang & pupuk cair) selain menggunakan model tradisonal juga menggunakan teknologi internet.